Jumat, 28 Desember 2018

Tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Kependudukan Kita


Oleh : Sonny Harry B.Harmadi
Staf Ahli Bidang Kependudukan Kemenko PMK, Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia. Anggota Forum Masyarakat Statistik

Kompas, Jumat, 28 Desember 2018 : 6

Kompas, Jumat, 28 Desember 2018 : 6





















Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), daya saing suatu negara ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu dorongan faktor produksi (factor-driven), dorongan efisiensi (efficiency-driven), dan dorongan inovasi (innovation-driven). 

Kebijakan pemerintah membangun infrastruktur fisik dan memperbaiki tata kelola pemerintahan selama empat tahun terakhir berdampak positif terhadap peningkatan daya saing yang bersifat factor-driven.

Jumlah penduduk yang besar dengan daya beli yang terus meningkat menjadikan Indonesia memiliki modal daya saing dari sisi efficiency-driven

Di era Revolusi Industri 4.0, daya saing sangat ditentukan bukan hanya oleh factor and efficiency-driven, melainkan juga kemampuan inovasi (innovation-driven). Revolusi Industri 4.0 dipicu oleh revolusi digital dan teknologi informasi yang berkembang sejak  2000. Memudahkan orang untuk mengakses informasi dan pengetahuan, memromosikan produknya, dan melakukan ekspansi pasar.

Namun, Revolusi Industri 4.0 juga menciptakan tantangan di era bonus demografi karena ancaman untuk terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri jugameningkat. Pekerja dituntut memiliki kompetensi kerja yang tinggi atau tersisih. Tantangan ini berpotensi menjadi ancaman bagi bonus demografi jika kita tidak segera membangun SDM dengan kompetensi inovasi.

Inovasi bersumber dari pengetahuan baru dan lulusan terlatih yang dihasilkan sekolah dan universitas. Namun, WEF menjelaskan bahwa sebagian besar sistem pendidikan saat ini masih mengacu pada model yang dikembangkan seabad lalu. Pemerintah perlu segera menyempurnakan sistem pendidikan, ekosistem inovasi melalui sistemdan lingkungan yang mendukung berkembangnya inovasi.

Sistem pendidikan harus menghasilkan manusia unggul yang berkarakter, inovatif, danberbakat tinggi. Pendidikan harus mendidik siswa untuk  mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, berpikir kritis dan kreatif, memiliki kecerdasan emosi dan mampu menjadi pribadi berkarakter lifelonglearning.

Tak ada pilihan lain, kita harus mengembangkan strategi pendidikan yang adaptif terhadap Revolusi Industri 4.0, agar innovation-driven yang menjadi prasyarat Revolusi Industri 4.0 dapat berkembang dan mendukung peningkatan daya saing Indonesia. Jika daya saing meningkat, investasi juga akan meningkat, kesempatan kerja di sektor formal terbuka lebar, memberi kesempatan bagi penduduk usia produktif  kita untuk dapat berkerja dan menciptakan lapangan kerja yang layak.

Dengan demikian, kita akan mampu mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus ekonomi, menciptakan kesejahteraan berkeadilan sosial.

Catatan : Artikel ini merupakan potongan dari artikel berjudul "Situasi dan Tantangan Kependudukan 2019" oleh : Sonny Harry B.Harmadi di harian Kompas, Jumat, 28 Desember 2018 : 6
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar