Minggu, 14 Juli 2019

Ancaman VUCA Di Tengah Hidup Kita

Oleh : Bambang Haryanto 

Aktivitas senam minggu pagi ini (14/4/2019) agak kacau. 

Adalah seorang dokter di kampung saya yang mengajak pasien BPJS-nya untuk senam pagi bersama. Ide mulia. Praktek dari preventive medicine yang jitu. 

Masalah muncul hari ini : instruktur senamnya orang baru.  Mungkin ikut sindrom Hari Lebaran, yang lama resign dan orang baru hadir. Dia memakai lagu-lagu baru dan juga gerakan-gerakan baru. 

Ada seorang bapak memprotes. Gerakannya terlalu cepat, katanya. Sesi senam kedua, diganti yang berirama lebih pelan tetapi gerakannya lebih rumit. Protes tidak muncul tapi terdengar ngedumel di sana-sini. 

Pak dokter menengahi. Dia katakan, gerakan-gerakan baru itu bermanfaat. Yakni memaksa otak kita untuk meregister pengalaman baru, mendorong munculnya  cabang-cabang sinaps yang baru. Otak jadi dimudakan, menjadi lebih baik bekerjanya. 

Perubahan membawa konsekuensi. Seperti terwujud dari protes bapak tadi, kita catat bahwa setiap perubahan bagi sebagian orang adalah proses yang menyakitkan. 

Tetapi di masa kini, mau atau tidak mau, sadar atau tidak hirau, kita hidup di era VUCA. Masa serba gonjang-ganjing. Dimana perubahan, bahkan cepat dan tak terduga, adalah keniscayaan. 

Minggu depan, saya menunggu : instruktur senam yang baru itu masih bersama kami atau diganti oleh orang yang baru lagi.  

Phanta rei.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar